Kamis, 14 Agustus 2014

Kisah Cinta Cleopatra || Kisah Sejarah Cleopatra VII Philopator

Berikut ini kisah cinta Cleopatra dan sedikit kisah sejarah Cleopatra VII Philopator yang selama ini dikenal dunia sebagai legenda Ratu Cleopatra tersebut.




Cleopatra VII Philopator adalah ratu Mesir kuno, anggota terakhir dinasti Ptolemeus (Januari 69 SM – 12 Agustus 30 SM). Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah yang dikenal dengan nama Cleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir dilupakan orang.

Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar).

Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya, termasuk "Antony and Cleopatra" dari William Shakespeare dan beberapa film modern.






Masa kecil Cleopatra VII Philopator

Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra, tetapi Cleopatra berdarah Yunani, bukan keturunan Mesir. Ia dilahirkan pada awal tahun 69 SM, anak ke-3 dari 6 orang dan lahir di kalangan Dinasti Ptolemaik Yunani. Ia mempunyai 2 orang kakak dan seorang adik perempuan serta dua adik laki-laki. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Alexandria yang merupakan kota terbesar dan termewah saat itu.

Kerajaan dari ayah Cleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar dan dalam perebutan kekuasaan, serta konflik dalam seperti pemerintahan sentralisasi dan korupsi politik. Hal ini memimpin pemberontakan dan hilangnya Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa kekuasaan Ptolemeus sebagai salah satu yang paling mematikan di dinasti tersebut. Semasa kecil, Cleopatra telah melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan bahwa ayahnya selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular berbisa yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal. Kakak perempuan tertuanya, Tryphaena juga mencoba untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan juru cicip. Ketika ia berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya sendiri dan ayahnya menjadi boneka Kekaisaran Romawi akibat beban utang yang terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi tidak menaklukan Mesir. Keadaan itu menyebabkan Ptolemeus XII diusir rakyat dari Alexandria yang akhirnya melarikan diri ke Romawi. Pada tahun 58 SM, ibunya, Cleopatra V mengambil alih pemerintahan bersama anaknya, Berenice IV dengan bantuan gubernur Suriah yang dikuasai Romawi, Aulus Gabinius selama setahun hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV memerintah sendiri. Ptolemeus XII menggulingkan anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan menghukum mati anaknya, Berenice IV. Kakak perempuan Cleopatra lainnya, Tryphaena mengambil tahta dan tidak lama kemudian ia meninggal yang menyisakan Cleopatra dengan suaminya dan adiknya, Ptolemeus XIII sebagai penerus tahta.
.


Cleopatra VII Philopator Naik tahta
Ptolemeus XII meninggal pada bulan Maret tahun 51 SM, membuat Cleopatra yang saat itu berusia sekitar 18 tahun dan Ptolemeus XIII yang berusia sekitar 12 tahun sebagai pemimpin gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka sulit karena permasalahan ekonomi, kelaparan, banjir sungai Nil dan konflik politik. Walaupun Cleopatra menikahi 


adiknya, ia menunjukan bahwa ia tidak memiliki keinginan untuk berbagi kekuasaan dengannya.

Cleopatra VII Philopator Diturunkan dari tahta
Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka rusak. Cleopatra menurunkan nama Ptolemeus dari dokumen resmi dan wajahnya muncul sendiri di uang koin yang berada diluar tradisi Ptolemaik yang menyatakan bahwa pemimpin wanita dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal ini menghasilkan kelompok rahasia orang yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh eunuch Pothinus, menurunkan Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemeus pemimpin pada tahun 48 SM (atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 SM dengan nama Ptolemeus sendiri). Ia mencoba untuk melakukan pemberontakan disekitar Pelusium, tapi ia terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan adiknya yang tersisa, Arsinoe.

Cleopatra VII Philopator Kembali naik tahta
Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey melibatkan diri dalam perang saudara Romawi. Pada musim gugur tahun 48 SM, Pompey melarikan diri dari pasukan Julius Caesar ke Alexandria dan mencari suaka. Ptolemeus saat itu berusia 15 tahun dan menunggu kedatangannya. Pada tanggal 28 September 48 SM, Pompey dibunuh oleh salah satu mantan opsirnya yang sekarang bekerja untuk Ptolemaik. Ia dipenggal di depan istri dan anaknya, yang berada di kapal yang baru saja ia turuni. Ptolemeus berpikir bahwa dengan ia telah memerintahkan kematian Pompey untuk menyenangkan Julius Caesar. Hal ini adalah kesalahan Ptolemeus yang besar. Ketika Caesar tiba di Mesir dua hari kemudian, Ptolemeus memberikan kepala Pompey. Caesar yang melihat hal ini sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik Caesar, Pompey adalah konsul Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia. Caesar menguasai ibukota Mesir dan menjadikannya wasit dari klaim antara Ptolemeus dan Cleopatra.

Cleopatra VII Philopator mengambil kesempatan ini dan kembali ke istana dan bertemu dengan Caesar. Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan langkahnya, dan Cleopatra menjadi kekasihnya. 9 bulan setelah pertemuan pertama mereka, Cleopatra melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar meninggalkan rencananya untuk menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas tahta. Setelah perang saudara pendek, Ptolemeus XIII tenggelam di sungai Nil dan Caesar mengembalikan Cleopatra ke tahtanya, dengan adiknya yang lain Ptolemeus XIV sebagai wakil pemimpin baru.
 





 
Hubungan Cleopatra VII Philopator dengan Julius Caesar
Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius Caesar sebesar 30 tahun, Cleopatra dan Caesar menjadi kekasih selama Caesar berada di Mesir tahun 48 SM sampai 47 SM. Mereka bertemu ketika Cleopatra berusia 21 tahun dan Caesar berusia 50 tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan Ptolemeus Caesar (disebut "Caesarion" yang berarti "Caesar kecil"). Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan berharap untuk menjadikan anak itu sebagai ahli waris, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih cucu lelakinya, Octavian. Caesarion dimaksudkan untuk mewarisi Mesir dan Romawi, menyatukan timur dan barat.

Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan hadir ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Sebelum atau sesudah pembunuhan, ia kembali ke Mesir. Ketika Ptolemeus XIV meninggal karena kesehatannya memburuk, Cleopatra menjadikan Caesarion penerusnya. Untuk menjaganya dan Caesarion, adiknya Arsinoe meninggal.

Hubungan Cleopatra VII Philopator dengan Mark Antony
Pada tahun 42 SM, Mark Antony, salah satu orang yang berkuasa di Roma setelah kematian Caesar, memanggil Cleopatra untuk bertemu dengannya di Tarsus untuk menjawab pertanyaan kesetiaannya. Cleopatra tiba dan memikat Antony yang menyebabkan Anthony menghabiskan musim dingin tahun 41 SM–40 SM dengannya di Alexandria. Pada tanggal 25 Desember 40 SM, ia melahirkan 2 anak, Alexander Helios dan Cleopatra Selene II.

Empat tahun kemudian, tahun 37 SM, Antony mengunjungi Alexandria sekali lagi untuk berperang dengan Parthian. Ia memperbarui hubungannya dengan Cleopatra, dan sejak saat itu Alexandria menjadi rumahnya. Ia menikahi Cleopatra menurut ritus Mesir (surat dikutip di Suetonius mengusulkan ini), walaupun ia sedang berada pada waktu menikahi Octavia Minor. Ia dan Cleopatra memiliki anak yang bernama Ptolemeus Philadelphus.

Dengan donasi Alexandria pada tahun 34 SM, dan juga serangan Anthony atas Armenia, Cleopatra dan Caesarion dimahkohtai sebagai wakil pemimpin Mesir dan Siprus. Alexander Helios menjadi pemimpin Armenia, Media, dan Parthia; Cleopatra Selene II menjadi pemimpin Cyrenaica dan Libya. Ptolemeus Philadelphus menjadi penguasa Phoenicia, Suriah, dan Sisilia. Cleopatra juga mendapat gelar "Ratu atas Raja".

Sikap Anthony dipandang buruk oleh Romawi dan Octavian meyakinkan senat untuk berperang dengan Mesir. Pada tahun 31 SM, pasukan Anthony menghadapi serangan armada Romawi di pantai Actium. Dengan terjadinya pertempuran Actium, Octavian menyerang Mesir. Dengan tanpa pengungsi lain yang melarikan diri, Anthony melakukan aksi bunuh diri dengan menusukan pedangnya pada tanggal 12 Agustus 30 SM.



Kematian Cleopatra VII Philopator
Mark Antony bunuh diri yang menyebabkan Cleopatra juga bunuh diri. Tidak diketahui bagaimana ia meninggal, tetapi menurut legenda, ia mengambil keputusan untuk bunuh diri setelah ia menyadari bahwa ia gagal mencapai tujuannya. Ia meninggal akibat membiarkan dirinya digigit ular berbisa yang diselipkan kedalam bakul berisi buah ara. Dalam detik terakhir kematiannya, ia menyatakan takdirnya sebagai dewi.

Anak Cleopatra, Caesarion mengklaim sebagai pharaoh Mesir, tetapi Octavian menang lebih dulu. Caesarion ditangkap dan dieksekusi, takdirnya dilaporkan dikunci oleh perkataan terkenal Octavian: "Dua Caesar terlalu banyak." Hal ini mengakhiri garis pharaoh Mesir. 3 anak dari Cleopatra dan Antony diampuni dan dibawa kembali ke Roma dan mereka dirawat oleh istri Anthony, Octavia Minor.

Pelayan Cleopatra, Iras and Charmion juga bunuh diri. Anak perempuan Anthony, Octavia diampuni dan juga anaknya, Iullus Antonius. Anaknya yang tertua, Marcus Antonius Antyllus, dibunuh ketika memohon untuk kehidupannya di Caesarium.


 
Kisah Cinta Cleopatra |Kisah Sejarah Cleopatra VII Philopator - Berikut ini kisah cinta Cleopatra dan sedikit kisah sejarah Cleopatra VII Philopator yang selama ini dikenal dunia sebagai legenda Ratu Cleopatra tersebut.

Cleopatra VII Philopator adalah ratu Mesir kuno, anggota terakhir dinasti Ptolemeus (Januari 69 SM – 12 Agustus 30 SM). Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah yang dikenal dengan nama Cleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir dilupakan orang.

Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar).

Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya, termasuk "Antony and Cleopatra" dari William Shakespeare dan beberapa film modern.

Masa kecil Cleopatra VII Philopator

Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra, tetapi Cleopatra berdarah Yunani, bukan keturunan Mesir. Ia dilahirkan pada awal tahun 69 SM, anak ke-3 dari 6 orang dan lahir di kalangan Dinasti Ptolemaik Yunani. Ia mempunyai 2 orang kakak dan seorang adik perempuan serta dua adik laki-laki. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Alexandria yang merupakan kota terbesar dan termewah saat itu.

Kerajaan dari ayah Cleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar dan dalam perebutan kekuasaan, serta konflik dalam seperti pemerintahan sentralisasi dan korupsi politik. Hal ini memimpin pemberontakan dan hilangnya Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa kekuasaan Ptolemeus sebagai salah satu yang paling mematikan di dinasti tersebut. Semasa kecil, Cleopatra telah melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan bahwa ayahnya selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular berbisa yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal. Kakak perempuan tertuanya, Tryphaena juga mencoba untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan juru cicip. Ketika ia berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya sendiri dan ayahnya menjadi boneka Kekaisaran Romawi akibat beban utang yang terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi tidak menaklukan Mesir. Keadaan itu menyebabkan Ptolemeus XII diusir rakyat dari Alexandria yang akhirnya melarikan diri ke Romawi. Pada tahun 58 SM, ibunya, Cleopatra V mengambil alih pemerintahan bersama anaknya, Berenice IV dengan bantuan gubernur Suriah yang dikuasai Romawi, Aulus Gabinius selama setahun hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV memerintah sendiri. Ptolemeus XII menggulingkan anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan menghukum mati anaknya, Berenice IV. Kakak perempuan Cleopatra lainnya, Tryphaena mengambil tahta dan tidak lama kemudian ia meninggal yang menyisakan Cleopatra dengan suaminya dan adiknya, Ptolemeus XIII sebagai penerus tahta.
Cleopatra VII Philopator
Cleopatra VII Philopator Naik tahta
Ptolemeus XII meninggal pada bulan Maret tahun 51 SM, membuat Cleopatra yang saat itu berusia sekitar 18 tahun dan Ptolemeus XIII yang berusia sekitar 12 tahun sebagai pemimpin gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka sulit karena permasalahan ekonomi, kelaparan, banjir sungai Nil dan konflik politik. Walaupun Cleopatra menikahi adiknya, ia menunjukan bahwa ia tidak memiliki keinginan untuk berbagi kekuasaan dengannya.

Cleopatra VII Philopator Diturunkan dari tahta
Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka rusak. Cleopatra menurunkan nama Ptolemeus dari dokumen resmi dan wajahnya muncul sendiri di uang koin yang berada diluar tradisi Ptolemaik yang menyatakan bahwa pemimpin wanita dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal ini menghasilkan kelompok rahasia orang yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh eunuch Pothinus, menurunkan Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemeus pemimpin pada tahun 48 SM (atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 SM dengan nama Ptolemeus sendiri). Ia mencoba untuk melakukan pemberontakan disekitar Pelusium, tapi ia terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan adiknya yang tersisa, Arsinoe.

Cleopatra VII Philopator
Cleopatra VII Philopator Kembali naik tahta
Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey melibatkan diri dalam perang saudara Romawi. Pada musim gugur tahun 48 SM, Pompey melarikan diri dari pasukan Julius Caesar ke Alexandria dan mencari suaka. Ptolemeus saat itu berusia 15 tahun dan menunggu kedatangannya. Pada tanggal 28 September 48 SM, Pompey dibunuh oleh salah satu mantan opsirnya yang sekarang bekerja untuk Ptolemaik. Ia dipenggal di depan istri dan anaknya, yang berada di kapal yang baru saja ia turuni. Ptolemeus berpikir bahwa dengan ia telah memerintahkan kematian Pompey untuk menyenangkan Julius Caesar. Hal ini adalah kesalahan Ptolemeus yang besar. Ketika Caesar tiba di Mesir dua hari kemudian, Ptolemeus memberikan kepala Pompey. Caesar yang melihat hal ini sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik Caesar, Pompey adalah konsul Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia. Caesar menguasai ibukota Mesir dan menjadikannya wasit dari klaim antara Ptolemeus dan Cleopatra.

Cleopatra VII Philopator mengambil kesempatan ini dan kembali ke istana dan bertemu dengan Caesar. Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan langkahnya, dan Cleopatra menjadi kekasihnya. 9 bulan setelah pertemuan pertama mereka, Cleopatra melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar meninggalkan rencananya untuk menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas tahta. Setelah perang saudara pendek, Ptolemeus XIII tenggelam di sungai Nil dan Caesar mengembalikan Cleopatra ke tahtanya, dengan adiknya yang lain Ptolemeus XIV sebagai wakil pemimpin baru.
Cleopatra VII Philopator
Hubungan Cleopatra VII Philopator dengan Julius Caesar
Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius Caesar sebesar 30 tahun, Cleopatra dan Caesar menjadi kekasih selama Caesar berada di Mesir tahun 48 SM sampai 47 SM. Mereka bertemu ketika Cleopatra berusia 21 tahun dan Caesar berusia 50 tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan Ptolemeus Caesar (disebut "Caesarion" yang berarti "Caesar kecil"). Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan berharap untuk menjadikan anak itu sebagai ahli waris, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih cucu lelakinya, Octavian. Caesarion dimaksudkan untuk mewarisi Mesir dan Romawi, menyatukan timur dan barat.

Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan hadir ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Sebelum atau sesudah pembunuhan, ia kembali ke Mesir. Ketika Ptolemeus XIV meninggal karena kesehatannya memburuk, Cleopatra menjadikan Caesarion penerusnya. Untuk menjaganya dan Caesarion, adiknya Arsinoe meninggal.

Hubungan Cleopatra VII Philopator dengan Mark Antony
Pada tahun 42 SM, Mark Antony, salah satu orang yang berkuasa di Roma setelah kematian Caesar, memanggil Cleopatra untuk bertemu dengannya di Tarsus untuk menjawab pertanyaan kesetiaannya. Cleopatra tiba dan memikat Antony yang menyebabkan Anthony menghabiskan musim dingin tahun 41 SM–40 SM dengannya di Alexandria. Pada tanggal 25 Desember 40 SM, ia melahirkan 2 anak, Alexander Helios dan Cleopatra Selene II.

Empat tahun kemudian, tahun 37 SM, Antony mengunjungi Alexandria sekali lagi untuk berperang dengan Parthian. Ia memperbarui hubungannya dengan Cleopatra, dan sejak saat itu Alexandria menjadi rumahnya. Ia menikahi Cleopatra menurut ritus Mesir (surat dikutip di Suetonius mengusulkan ini), walaupun ia sedang berada pada waktu menikahi Octavia Minor. Ia dan Cleopatra memiliki anak yang bernama Ptolemeus Philadelphus.

Dengan donasi Alexandria pada tahun 34 SM, dan juga serangan Anthony atas Armenia, Cleopatra dan Caesarion dimahkohtai sebagai wakil pemimpin Mesir dan Siprus. Alexander Helios menjadi pemimpin Armenia, Media, dan Parthia; Cleopatra Selene II menjadi pemimpin Cyrenaica dan Libya. Ptolemeus Philadelphus menjadi penguasa Phoenicia, Suriah, dan Sisilia. Cleopatra juga mendapat gelar "Ratu atas Raja".
Cleopatra VII Philopator
Sikap Anthony dipandang buruk oleh Romawi dan Octavian meyakinkan senat untuk berperang dengan Mesir. Pada tahun 31 SM, pasukan Anthony menghadapi serangan armada Romawi di pantai Actium. Dengan terjadinya pertempuran Actium, Octavian menyerang Mesir. Dengan tanpa pengungsi lain yang melarikan diri, Anthony melakukan aksi bunuh diri dengan menusukan pedangnya pada tanggal 12 Agustus 30 SM.

Kematian Cleopatra VII Philopator
Mark Antony bunuh diri yang menyebabkan Cleopatra juga bunuh diri. Tidak diketahui bagaimana ia meninggal, tetapi menurut legenda, ia mengambil keputusan untuk bunuh diri setelah ia menyadari bahwa ia gagal mencapai tujuannya. Ia meninggal akibat membiarkan dirinya digigit ular berbisa yang diselipkan kedalam bakul berisi buah ara. Dalam detik terakhir kematiannya, ia menyatakan takdirnya sebagai dewi.

Anak Cleopatra, Caesarion mengklaim sebagai pharaoh Mesir, tetapi Octavian menang lebih dulu. Caesarion ditangkap dan dieksekusi, takdirnya dilaporkan dikunci oleh perkataan terkenal Octavian: "Dua Caesar terlalu banyak." Hal ini mengakhiri garis pharaoh Mesir. 3 anak dari Cleopatra dan Antony diampuni dan dibawa kembali ke Roma dan mereka dirawat oleh istri Anthony, Octavia Minor.

Pelayan Cleopatra, Iras and Charmion juga bunuh diri. Anak perempuan Anthony, Octavia diampuni dan juga anaknya, Iullus Antonius. Anaknya yang tertua, Marcus Antonius Antyllus, dibunuh ketika memohon untuk kehidupannya di Caesarium.Demikian tadi sekilas kisah sejarah Cleopatra dan kisah cintanya, mungkin anda tertarik untuk menikmati Kisah Hanoman dalam agama Hindu atau juga kisah sejarah Ronin,bisa anda baca disini - See more at: http://memed-al-fayed.blogspot.com/2011/03/kisah-cinta-cleopatra-kisah-sejarah.html#sthash.FtftwBlY.dpuf
Kisah Cinta Cleopatra |Kisah Sejarah Cleopatra VII Philopator - Berikut ini kisah cinta Cleopatra dan sedikit kisah sejarah Cleopatra VII Philopator yang selama ini dikenal dunia sebagai legenda Ratu Cleopatra tersebut.

Cleopatra VII Philopator adalah ratu Mesir kuno, anggota terakhir dinasti Ptolemeus (Januari 69 SM – 12 Agustus 30 SM). Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah yang dikenal dengan nama Cleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir dilupakan orang.

Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar).

Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya, termasuk "Antony and Cleopatra" dari William Shakespeare dan beberapa film modern.

Masa kecil Cleopatra VII Philopator

Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra, tetapi Cleopatra berdarah Yunani, bukan keturunan Mesir. Ia dilahirkan pada awal tahun 69 SM, anak ke-3 dari 6 orang dan lahir di kalangan Dinasti Ptolemaik Yunani. Ia mempunyai 2 orang kakak dan seorang adik perempuan serta dua adik laki-laki. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Alexandria yang merupakan kota terbesar dan termewah saat itu.

Kerajaan dari ayah Cleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar dan dalam perebutan kekuasaan, serta konflik dalam seperti pemerintahan sentralisasi dan korupsi politik. Hal ini memimpin pemberontakan dan hilangnya Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa kekuasaan Ptolemeus sebagai salah satu yang paling mematikan di dinasti tersebut. Semasa kecil, Cleopatra telah melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan bahwa ayahnya selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular berbisa yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal. Kakak perempuan tertuanya, Tryphaena juga mencoba untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan juru cicip. Ketika ia berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya sendiri dan ayahnya menjadi boneka Kekaisaran Romawi akibat beban utang yang terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi tidak menaklukan Mesir. Keadaan itu menyebabkan Ptolemeus XII diusir rakyat dari Alexandria yang akhirnya melarikan diri ke Romawi. Pada tahun 58 SM, ibunya, Cleopatra V mengambil alih pemerintahan bersama anaknya, Berenice IV dengan bantuan gubernur Suriah yang dikuasai Romawi, Aulus Gabinius selama setahun hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV memerintah sendiri. Ptolemeus XII menggulingkan anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan menghukum mati anaknya, Berenice IV. Kakak perempuan Cleopatra lainnya, Tryphaena mengambil tahta dan tidak lama kemudian ia meninggal yang menyisakan Cleopatra dengan suaminya dan adiknya, Ptolemeus XIII sebagai penerus tahta.
Cleopatra VII Philopator
Cleopatra VII Philopator Naik tahta
Ptolemeus XII meninggal pada bulan Maret tahun 51 SM, membuat Cleopatra yang saat itu berusia sekitar 18 tahun dan Ptolemeus XIII yang berusia sekitar 12 tahun sebagai pemimpin gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka sulit karena permasalahan ekonomi, kelaparan, banjir sungai Nil dan konflik politik. Walaupun Cleopatra menikahi adiknya, ia menunjukan bahwa ia tidak memiliki keinginan untuk berbagi kekuasaan dengannya.

Cleopatra VII Philopator Diturunkan dari tahta
Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka rusak. Cleopatra menurunkan nama Ptolemeus dari dokumen resmi dan wajahnya muncul sendiri di uang koin yang berada diluar tradisi Ptolemaik yang menyatakan bahwa pemimpin wanita dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal ini menghasilkan kelompok rahasia orang yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh eunuch Pothinus, menurunkan Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemeus pemimpin pada tahun 48 SM (atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 SM dengan nama Ptolemeus sendiri). Ia mencoba untuk melakukan pemberontakan disekitar Pelusium, tapi ia terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan adiknya yang tersisa, Arsinoe.

Cleopatra VII Philopator
Cleopatra VII Philopator Kembali naik tahta
Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey melibatkan diri dalam perang saudara Romawi. Pada musim gugur tahun 48 SM, Pompey melarikan diri dari pasukan Julius Caesar ke Alexandria dan mencari suaka. Ptolemeus saat itu berusia 15 tahun dan menunggu kedatangannya. Pada tanggal 28 September 48 SM, Pompey dibunuh oleh salah satu mantan opsirnya yang sekarang bekerja untuk Ptolemaik. Ia dipenggal di depan istri dan anaknya, yang berada di kapal yang baru saja ia turuni. Ptolemeus berpikir bahwa dengan ia telah memerintahkan kematian Pompey untuk menyenangkan Julius Caesar. Hal ini adalah kesalahan Ptolemeus yang besar. Ketika Caesar tiba di Mesir dua hari kemudian, Ptolemeus memberikan kepala Pompey. Caesar yang melihat hal ini sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik Caesar, Pompey adalah konsul Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia. Caesar menguasai ibukota Mesir dan menjadikannya wasit dari klaim antara Ptolemeus dan Cleopatra.

Cleopatra VII Philopator mengambil kesempatan ini dan kembali ke istana dan bertemu dengan Caesar. Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan langkahnya, dan Cleopatra menjadi kekasihnya. 9 bulan setelah pertemuan pertama mereka, Cleopatra melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar meninggalkan rencananya untuk menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas tahta. Setelah perang saudara pendek, Ptolemeus XIII tenggelam di sungai Nil dan Caesar mengembalikan Cleopatra ke tahtanya, dengan adiknya yang lain Ptolemeus XIV sebagai wakil pemimpin baru.
Cleopatra VII Philopator
Hubungan Cleopatra VII Philopator dengan Julius Caesar
Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius Caesar sebesar 30 tahun, Cleopatra dan Caesar menjadi kekasih selama Caesar berada di Mesir tahun 48 SM sampai 47 SM. Mereka bertemu ketika Cleopatra berusia 21 tahun dan Caesar berusia 50 tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan Ptolemeus Caesar (disebut "Caesarion" yang berarti "Caesar kecil"). Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan berharap untuk menjadikan anak itu sebagai ahli waris, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih cucu lelakinya, Octavian. Caesarion dimaksudkan untuk mewarisi Mesir dan Romawi, menyatukan timur dan barat.

Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan hadir ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Sebelum atau sesudah pembunuhan, ia kembali ke Mesir. Ketika Ptolemeus XIV meninggal karena kesehatannya memburuk, Cleopatra menjadikan Caesarion penerusnya. Untuk menjaganya dan Caesarion, adiknya Arsinoe meninggal.

Hubungan Cleopatra VII Philopator dengan Mark Antony
Pada tahun 42 SM, Mark Antony, salah satu orang yang berkuasa di Roma setelah kematian Caesar, memanggil Cleopatra untuk bertemu dengannya di Tarsus untuk menjawab pertanyaan kesetiaannya. Cleopatra tiba dan memikat Antony yang menyebabkan Anthony menghabiskan musim dingin tahun 41 SM–40 SM dengannya di Alexandria. Pada tanggal 25 Desember 40 SM, ia melahirkan 2 anak, Alexander Helios dan Cleopatra Selene II.

Empat tahun kemudian, tahun 37 SM, Antony mengunjungi Alexandria sekali lagi untuk berperang dengan Parthian. Ia memperbarui hubungannya dengan Cleopatra, dan sejak saat itu Alexandria menjadi rumahnya. Ia menikahi Cleopatra menurut ritus Mesir (surat dikutip di Suetonius mengusulkan ini), walaupun ia sedang berada pada waktu menikahi Octavia Minor. Ia dan Cleopatra memiliki anak yang bernama Ptolemeus Philadelphus.

Dengan donasi Alexandria pada tahun 34 SM, dan juga serangan Anthony atas Armenia, Cleopatra dan Caesarion dimahkohtai sebagai wakil pemimpin Mesir dan Siprus. Alexander Helios menjadi pemimpin Armenia, Media, dan Parthia; Cleopatra Selene II menjadi pemimpin Cyrenaica dan Libya. Ptolemeus Philadelphus menjadi penguasa Phoenicia, Suriah, dan Sisilia. Cleopatra juga mendapat gelar "Ratu atas Raja".
Cleopatra VII Philopator
Sikap Anthony dipandang buruk oleh Romawi dan Octavian meyakinkan senat untuk berperang dengan Mesir. Pada tahun 31 SM, pasukan Anthony menghadapi serangan armada Romawi di pantai Actium. Dengan terjadinya pertempuran Actium, Octavian menyerang Mesir. Dengan tanpa pengungsi lain yang melarikan diri, Anthony melakukan aksi bunuh diri dengan menusukan pedangnya pada tanggal 12 Agustus 30 SM.

Kematian Cleopatra VII Philopator
Mark Antony bunuh diri yang menyebabkan Cleopatra juga bunuh diri. Tidak diketahui bagaimana ia meninggal, tetapi menurut legenda, ia mengambil keputusan untuk bunuh diri setelah ia menyadari bahwa ia gagal mencapai tujuannya. Ia meninggal akibat membiarkan dirinya digigit ular berbisa yang diselipkan kedalam bakul berisi buah ara. Dalam detik terakhir kematiannya, ia menyatakan takdirnya sebagai dewi.

Anak Cleopatra, Caesarion mengklaim sebagai pharaoh Mesir, tetapi Octavian menang lebih dulu. Caesarion ditangkap dan dieksekusi, takdirnya dilaporkan dikunci oleh perkataan terkenal Octavian: "Dua Caesar terlalu banyak." Hal ini mengakhiri garis pharaoh Mesir. 3 anak dari Cleopatra dan Antony diampuni dan dibawa kembali ke Roma dan mereka dirawat oleh istri Anthony, Octavia Minor.

Pelayan Cleopatra, Iras and Charmion juga bunuh diri. Anak perempuan Anthony, Octavia diampuni dan juga anaknya, Iullus Antonius. Anaknya yang tertua, Marcus Antonius Antyllus, dibunuh ketika memohon untuk kehidupannya di Caesarium.Demikian tadi sekilas kisah sejarah Cleopatra dan kisah cintanya, mungkin anda tertarik untuk menikmati Kisah Hanoman dalam agama Hindu atau juga kisah sejarah Ronin,bisa anda baca disini - See more at: http://memed-al-fayed.blogspot.com/2011/03/kisah-cinta-cleopatra-kisah-sejarah.html#sthash.FtftwBlY.dpuf

Selasa, 12 Agustus 2014

Apakah ini nyata..????

Semu.. Maya.. dan Fatamorgana
itu semua cuma mimpi dan harapan yang tak ada ujung pengakhiran
melodi - melodi itu berlantun dengan indahnya di balik suara tangisan dya.
dan..
tanpa tersadari dya mulai berjalan dalam hujan, agar tak ada orang yang melihat kalau dya sedang menangis.
Bukankah Tuhan telah berjanji pada manusia.. saat Tuhan mengijinkan anak manusia berjalan di atas tajamnya batu kerikil, Tuhan pasti memberinya sepatu yang kuat... apakah semua begitu??/
bukan kah kaki dya telah telanjang, dan tak beralas.
Perlahan tapi pasti, selangkah demi langkah kaki dya mulai merasakan capek, letih dan sakit.
Kaki itu sudah tak mampu menapaki jahatnya jalan yang di lalui..
Jalan itu jahat.. kadang dia beraspal tapi panas, kadang dia dingin tapi kasar, kadang dia tergenang air tapi bebatuan.. semua itu semakin membuat kaki itu bercadas.
Bahkan sampai mati rasa dalam melangkah.
Hingga pada akhirnya..
Di ujung persimpangan dya menemukan gubuk lain.. gubuk yang tak di temukan pada perjalanan yang telah lalu..
aahh.. terlalu buruk dya menyebutnya gubuk.. itu bukan gubuk, melainkan istana.. yaah itu istana yang indah.. yang di huni seorang pangeran.
Berhenti sejenak dya, ketika pangeran tersebut melambaikan tangan dan menyapanya dari dalam istana itu.
Dya cuma tersenyum dan balas melambai..
Sudah berapa hari dya lewati Istana itu mondar -  mandir tanpa fikir.. istana yang tak mungkin dya raih.. karena cuma fatamorgana.. dimana sang pangeran telah menjanjikan titik bahagia itu suatu saat nanti..
Hmmmmm... ilusi.. semua titik bahagia itu cuma ilusi dari sapaan dan ucapan sang pangeran.
walapun begitu semua itu mampu mengubah pemikiran2 dya tentang realitas dunia.
Dari jauh bayang dan  ilusi sang pangeran mampu membalikkan perasaan dya.
Perasaan yang telah lama di tinggalkan sang pemiliknya.. perasaan yang telah lama mati dan beku.
Dya berhenti.. termenung dalam beberapa saat dan akhirnya melanjutkan perjalanan nya kembali ketika sadar sang pangeran mulai datar.
tersenyum sambil melambaikan tangan.. dya berbisik pada pangeran.. " Kalau nyawa masi di raga, kita akan bertemu di ujung jalan sana.. ku tunggu hadir mu di ujung jalan sana & ku bawakan satu tangkai mawar merah untuk kamu.. pangeran ".. kira2 begitulah bisik dya..
Dya pergi sambil berfikir ulang akan apa yang terjadi beberapa saat itu.. yang mampu mengubah hati dan fikiran dya.
Dan hingga saat ini..
saat detik masih berdetak, dya masih menyimpan itu semua dalam angan untuk di jadikan satu bait kisah dalam lembaran cerita dya.

Rabu, 06 Agustus 2014

Dya itu Bidadari tak bersayap adalah La Vida de Rose

Bidadari tak bersayap, yang tiba2 menginginkan sayapnya kembali untuk terbang menjauh dari kehidupan ini.
Dy selalu berfikir dari mana dya bisa mendapatkan sayapnya itu kembali
Setelah sayap2nya di patahkan hingga tak berbekas.
Dulu bidadari tersebut tak begitu menghiraukan akan lepasnya sayap itu, karena dya berfikir inilah awal sebuah petualangan baru.
Setelah melewati itu semua, penyesalan menyusup hadir dalam benak dya, bahwa dya merindukan sayap itu.. sayap yang memberikan bidadari itu titik -  titik kebahagiaan.
Sayap – sayap bidadari tersebut telah di patahkan sama jiwa yang tak bertanggung jawab.
Jiwa yang telah melumpuhkan bidadari itu hingga jiwa bidadari mati suri dalam beberapa saat.
Sampai tangan Tuhan merengkuhnya kembali dan meniupkan simfoni dalam kehidupan dya sehingga dya memperoleh kekuatan untuk bangkit lagi, bangkit dari keterpurukan jiwa yang telah mati suri.
Dalam saat beberapa lama dya terdiam dalam sebuah lamunan akan bunga di tepi jalan.
Yaaaacchh simfoni Tuhan seakan menyimbolkan gadis di persimpangan jalan adalah bunga di tepi jalan.
Seakan lyrics lagu memang.. tapi seperti itulah fakta yang ada pada kehidupan bidadari tersebut.
Mungkin sebagian orang berfikir.. “ Betapa malangnya nasib dy “ bagi yang tak mengenal dya.. dan “ Woow.. sungguh dya hebat dan mengagumkan “ bagi yang mengenal dya.
Ahh.. masa bodoh dengan tanggapan orang tentang bidadari tersebut .. yang dya tahu untuk saat ini dya harus tetap berjalan.. berjalan menuju beberapa mimpi dan khayalan dya.
Sosok pangeran yang selalu menjadi teman mimpi dya di tiap malam nya adalah penyemangat yang abadi bagi bidadari itu.
Bidadari itu tertunduk lemah di persimpangan, dengan tatapan kosong dan wajah menegadah dya berharap agar pangeranya segera datang menjemputnya dan membawa dya ke Istana sang pangeran.
Istana yang di damba setiap hati bidadari dan dya berharap hanya dya dan sang pangeran yang menempati istana itu.
Mawar merah dan hitam selalu menjadi symbol akan keberadaan bidadari tersebut.. ‘’ La vida de
rose “.. ungkapan itu lah yang di harapkan dya suatu saat..
La vida de rose  cuma ada dalam hidup dya,, dan itulah dya, bidadari tak bersayap.
Pemikiran -  pemikiran picik dan munafik kerap kali menjadi hantu dalam kehidupan dya, tapi simfoni – simfoni Tuhan berkehendak lain.. simfoni Tuhan selalu menjadi peneduh dalam kehidupan dya.
Kadang dya mengumpat dan buruk sangka sama Tuhan akan takdir Bidadari tak bersayap. Tapi kadang dya bersyukur di lahirkan dengan begitu banyak kelebihan dan keistimewaan di balik takdir dya sebagai bidadari tersebut.
Langkah demi langkah dya tapaki jalan tersebut dengan simfoni2 Tuhan.. dimana ada tempat persinggahan dya selalu bersandar sejenak untuk mengatur nafas kehidupan.. dan kemudian melanjutkan tapak nya dengan Bismillah.
Antara senyum, tangis, bahagia dan menderita dalam satu jalan yang bercabang.
Dan semua itu akan tetap berlanjut hingga Tuhan berkata “ Waktu nya Pulang Sayang Q “.