Selasa, 12 Agustus 2014

Apakah ini nyata..????

Semu.. Maya.. dan Fatamorgana
itu semua cuma mimpi dan harapan yang tak ada ujung pengakhiran
melodi - melodi itu berlantun dengan indahnya di balik suara tangisan dya.
dan..
tanpa tersadari dya mulai berjalan dalam hujan, agar tak ada orang yang melihat kalau dya sedang menangis.
Bukankah Tuhan telah berjanji pada manusia.. saat Tuhan mengijinkan anak manusia berjalan di atas tajamnya batu kerikil, Tuhan pasti memberinya sepatu yang kuat... apakah semua begitu??/
bukan kah kaki dya telah telanjang, dan tak beralas.
Perlahan tapi pasti, selangkah demi langkah kaki dya mulai merasakan capek, letih dan sakit.
Kaki itu sudah tak mampu menapaki jahatnya jalan yang di lalui..
Jalan itu jahat.. kadang dia beraspal tapi panas, kadang dia dingin tapi kasar, kadang dia tergenang air tapi bebatuan.. semua itu semakin membuat kaki itu bercadas.
Bahkan sampai mati rasa dalam melangkah.
Hingga pada akhirnya..
Di ujung persimpangan dya menemukan gubuk lain.. gubuk yang tak di temukan pada perjalanan yang telah lalu..
aahh.. terlalu buruk dya menyebutnya gubuk.. itu bukan gubuk, melainkan istana.. yaah itu istana yang indah.. yang di huni seorang pangeran.
Berhenti sejenak dya, ketika pangeran tersebut melambaikan tangan dan menyapanya dari dalam istana itu.
Dya cuma tersenyum dan balas melambai..
Sudah berapa hari dya lewati Istana itu mondar -  mandir tanpa fikir.. istana yang tak mungkin dya raih.. karena cuma fatamorgana.. dimana sang pangeran telah menjanjikan titik bahagia itu suatu saat nanti..
Hmmmmm... ilusi.. semua titik bahagia itu cuma ilusi dari sapaan dan ucapan sang pangeran.
walapun begitu semua itu mampu mengubah pemikiran2 dya tentang realitas dunia.
Dari jauh bayang dan  ilusi sang pangeran mampu membalikkan perasaan dya.
Perasaan yang telah lama di tinggalkan sang pemiliknya.. perasaan yang telah lama mati dan beku.
Dya berhenti.. termenung dalam beberapa saat dan akhirnya melanjutkan perjalanan nya kembali ketika sadar sang pangeran mulai datar.
tersenyum sambil melambaikan tangan.. dya berbisik pada pangeran.. " Kalau nyawa masi di raga, kita akan bertemu di ujung jalan sana.. ku tunggu hadir mu di ujung jalan sana & ku bawakan satu tangkai mawar merah untuk kamu.. pangeran ".. kira2 begitulah bisik dya..
Dya pergi sambil berfikir ulang akan apa yang terjadi beberapa saat itu.. yang mampu mengubah hati dan fikiran dya.
Dan hingga saat ini..
saat detik masih berdetak, dya masih menyimpan itu semua dalam angan untuk di jadikan satu bait kisah dalam lembaran cerita dya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih... \^.^/