Bidadari tak
bersayap, yang tiba2 menginginkan sayapnya kembali untuk terbang menjauh dari
kehidupan ini.
Dy selalu berfikir
dari mana dya bisa mendapatkan sayapnya itu kembali
Setelah sayap2nya di
patahkan hingga tak berbekas.
Dulu bidadari
tersebut tak begitu menghiraukan akan lepasnya sayap itu, karena dya berfikir
inilah awal sebuah petualangan baru.
Setelah melewati itu
semua, penyesalan menyusup hadir dalam benak dya, bahwa dya merindukan sayap
itu.. sayap yang memberikan bidadari itu titik - titik kebahagiaan.
Sayap – sayap
bidadari tersebut telah di patahkan sama jiwa yang tak bertanggung jawab.
Jiwa yang telah
melumpuhkan bidadari itu hingga jiwa bidadari mati suri dalam beberapa saat.
Sampai tangan Tuhan
merengkuhnya kembali dan meniupkan simfoni dalam kehidupan dya sehingga dya
memperoleh kekuatan untuk bangkit lagi, bangkit dari keterpurukan jiwa yang
telah mati suri.
Dalam saat beberapa
lama dya terdiam dalam sebuah lamunan akan bunga di tepi jalan.
Yaaaacchh…
simfoni Tuhan seakan menyimbolkan gadis di persimpangan jalan adalah bunga di
tepi jalan.
Seakan lyrics lagu
memang.. tapi seperti itulah fakta yang ada pada kehidupan bidadari tersebut.
Mungkin sebagian
orang berfikir.. “ Betapa malangnya nasib dy “… bagi yang tak
mengenal dya.. dan “ Woow.. sungguh dya hebat dan mengagumkan “ bagi yang
mengenal dya.
Ahh.. masa bodoh
dengan tanggapan orang tentang bidadari tersebut .. yang dya tahu untuk saat
ini dya harus tetap berjalan.. berjalan menuju beberapa mimpi dan khayalan dya.
Sosok pangeran yang
selalu menjadi teman mimpi dya di tiap malam nya adalah penyemangat yang abadi
bagi bidadari itu.
Bidadari itu
tertunduk lemah di persimpangan, dengan tatapan kosong dan wajah menegadah dya
berharap agar pangeranya segera datang menjemputnya dan membawa dya ke Istana
sang pangeran.
Istana yang di damba
setiap hati bidadari dan dya berharap hanya dya dan sang pangeran yang
menempati istana itu.
Mawar merah dan hitam selalu menjadi symbol akan keberadaan bidadari
tersebut.. ‘’ La vida de
rose “.. ungkapan itu
lah yang di harapkan dya suatu saat..
La vida de rose cuma ada dalam hidup dya,, dan itulah dya,
bidadari tak bersayap.
Pemikiran - pemikiran picik dan munafik kerap kali
menjadi hantu dalam kehidupan dya, tapi simfoni – simfoni Tuhan berkehendak lain..
simfoni Tuhan selalu menjadi peneduh dalam kehidupan dya.
Kadang dya mengumpat
dan buruk sangka sama Tuhan akan takdir Bidadari tak bersayap. Tapi kadang dya
bersyukur di lahirkan dengan begitu banyak kelebihan dan keistimewaan di balik
takdir dya sebagai bidadari tersebut.
Langkah demi langkah
dya tapaki jalan tersebut dengan simfoni2 Tuhan.. dimana ada tempat
persinggahan dya selalu bersandar sejenak untuk mengatur nafas kehidupan.. dan
kemudian melanjutkan tapak nya dengan Bismillah.
Antara senyum, tangis,
bahagia dan menderita dalam satu jalan yang bercabang.
Dan semua itu akan
tetap berlanjut hingga Tuhan berkata “ Waktu nya Pulang Sayang Q “….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih... \^.^/